Arti Logo Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan
Gigi tujuh sebelah atas berwarna cokelat
berarti bahwa Bumi Liot (Lematang Ilir Ogan Tengah), pada masa itu terbagi atas 7 (tujuh) kecamatan.
Sayap kuning delapan helai yang diikat tengahnya dengan roda gelang berwarna putih dan perisai yang bertuliskan Muara Enim
melambangkan rakyat Muara Enim beritikat suci yang diikat dan dihimpun dalam suatu pemerintahan yang baik, dinamis dan berwibawa, akan terbang kearah tujuan negara kesatuan Republik Indonesia yang adil dan makmur.
Padi dan Kapas
melambangkan kemakmuran dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia secara keseluruhan yang juga merupakan pencaharian dan sumber kekayaan daerah, Untaian padi dua puluh enam butir melambangkan dua puluh enam kesatuan marga dan tujuh buah kapas melambangkan tujuh kecamatan dan untaian padi dan kapas yang menyatu melambangkan bahwa dalam segala hal masyarakat Muara Enim berada dalam suasana rukun / kekeluargaan.
Garis-garis beratur berwarna biru sebanyak delapan buah yang ada disebelah kiri dan kanan perisai kecil masing-masing empat buah
berarti bahwa wilayah Muara Enim terdapat aliran sungai yaitu, Sungai Lematang, Sungai Enim, Sungai Penukal, Sungai Belido, Sungai Lubai, Sungai Rambang, Sungai Lengie dan Sungai Niru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup penduduk.
Perisai kecil warna putih
menunjukan kekuasaan pemeirntahan dilandaskan atas kemurnian hukum dan kesucian rakyatnya, dan segitiga sama kaki berwarna hitam melukiskan menara bor dan batu-bara, potensi yang dominan dalam wilayah Muara Enim di tiga penjuru tempat terdapat sumberdaya alam yang menghasilkan devisa negara yang sangat besar dan senantiasa menjadi perhatian pemerintah pada khususnya dan pendapatan daerah pada umumnya yaitu minyak bumi di Pendopo dan Prabumulih dan batu-bara di Tanjung Enim